Kamis, 28 Agustus 2008

AKU BERSERAH KEPADA TUHAN

Namaku Suryo, saat ini aku bekerja di Yayasan Mitra Netra Jakarta, sebagai instruktur computer bicara untuk Tunanetra. Hal yang belum pernah aku bayangkan sebelumnya, di saat-saat aku harus menghadapi kehidupan dalam kegelapan.

Aku sendiri adalahTunanetra , yang baru saja mengalami kebutaan semenjak tahun 2000-2001, ketika aku sedang menjalani proses kuliah di Universitas Gunadarma. Sudah 3 semester aku selesaikan di Falkutas Ilmu Komputer, jurusan Manajemen Informatika jenjang Strata 1. Namun karena penyakit Galukoma yang mengambil penglihatanku, mau tidak mau aku harus meninggalkan impianku menjadi sarjana.

Namun rencana Tuhan itu indah, aku yang tidak mengerti sama sekali tentang kehidupan, mencoba menyalahkan Tuhan atas kebutaan yang aku alami. Mencoba sejauh mungkin dari padaNya, dan terus mencoba terus berlari dari kenyataan. Tetapi Tuhan sama sekali tidak perduli akan usaha-usaha yang aku lakukan. Ia tetap terus membimbing jalan serta langkahku menghadapi kenyataan. Memberi aku yang terbaik dalam waktu yang terbaik, serta menempa dan menyiapkan diriku untuk menjalani segala rencanaNya.

Dan benar saja, tahun 2003 aku dipertemukan dengan Biro Tunanetra Laetitia, yang terletak di dalam komplek Gereja Katedral Jakarta. Disana aku mulai menemukan kembali kepercayaan diri, memulai lagi hidup yang sebernarnya sudah ingin sekali aku tinggalkan . Aku mulai mengenal dunia baru “Tunanetra”, yang belum pernah aku bayangkan saat aku kecil dahulu. Hari terus berlalu, aku merasa rencana Tuhan semakin nyata untukku. Tahun 2006, Tuhan menyatakan rencanaNya kepadaku, dengan memberikan aku kesempatan berkarya di Yayasan Mitra Netra, sebagai pengajar computer bicara untuk Tunanetra. Aneh kan…?

Kesimpulan yang coba aku ambil dari perjalanan hidupku sejauh ini. Tuhan memberi aku kesempatan belajar computer secukupnya di Universitas Gunadarma, kemudian menginjinkan kebutaan ada padaku, kemudian menempa dan menyiapkan diriku, kemudian mengajar aku untuk bertahan hidup sebagai Tunanetra, dan akhirnya, aku ditempatkan di Yayasan Mitra Netra sebagai instruktur computer bicara, yang bertugas meberi pengetahuan cara menggunakan computer untuk Tunanetra. Tapi itu semua hanya kesimpulanku, dan mungkin sekali bukan itu rencana akhir Tuahn untuk aku.

Saat ini aku sedang mencoba meraih impianku menjadi sarjana, dengan melanjutkan pendidikan kembali. Tetapi sekarang aku mengambil ilmu konseling, bukan lagi ilmu computer. Memang banyak sekali orang yang menyayangkan keputusanku mengambil ilmu konseling, bukannya computer untuk meningkatkan kemampuanku. Tetapi aku yakin, rencana Tuhan juga sedang bekerja atasku. Rencana indah berikutnya sedang dipersiapkan untukku. Sekarang aku tidak mau pasrah untuk hidup, tetapi aku berserah kepada Tuhan. Dia yang menjalankan seluruh hidupku. Dia juga yang mengijinkan atas terkabulnya semua keputusanku, dan aku yakin sekali (semoga itu tidak pernah runtuh), bahwa Tuhan yang akan menyelesaikan semua untukku.